Dan Kuturunkan Kain

Dalam sebuah buku tua, seorang perempuan menulis :
“Dan kuturunkan kain ke dadaku. Kuturunkan dia supaya ikut tunduk pandanganku. Kuturunkan kain dari ubun-ubun menyungkup rambutku, supaya terlindung dan selamat aku, dari terik matahari ketika kerontang, pedih musim ketika dingin, serta gerayang panas mata dan tangan orang-orang berhati lemah yang berkeliaran sepanjang jalan.
Kuturunkan kain ke sekujur tubuhku supaya terjaga aku, tidak saja dari gangguan orang-orang yang kutemui, tetapi juga dari godaan diriku sendiri yang ingin bertingkah. Kain ini menyelamatkan aku serta orang-orang di sekelilingku dari daya tarik keperempuananku yang mungkin menipu. Dan kain panjang ini menjadi kulitku, diriku, identitasku. Tidak lagi bisa kulepas dia, apalagi kubiarkan dia direnggut dari diriku.
Dengan kain ini aku berkata ‘tidak’ kepada masa lalu yang lemah, kepada hubungan sosial yang eksploitatif, memperbodoh manusia dan menghancurkan dirinya sendiri. Kuturunkan kain menutupi tubuhku supaya aku bisa mengucapkan salam kepada dunia, bukan hanya dengan mulut, tetapi juga dengan seluruh diri.
Dan kuturunkan kain bagi keberadaanku. Maknanya adalah Cinta. Cinta ketaatan kepada-Nya. Cinta penyelamatan bagi makhluk-makhluk-Nya. Dan cinta… bagi seorang saja… yang paling berhak untuk membukanya…”

Miranda Risang Ayu

Brigade 2009

Berjaga di garis terdepan
Kokoh dirinya berbanjar

Bergegas penuhi seruan
Mulialah engkau wahai pasukan:
Barisan Siaga Demokrasi Dua Ribu Sembilan

Lukisan

Entah tertanam oleh hati
Ataukah pada suatu alam yang lain,
mencoba berkata tentang lukisan yang tadinya bungkam...

Dimana-mana bayang-bayang berpadu dan mendadak hidup,
berkisah dengan penamaan judul : Hidup Bahagia
Biarlah samar namun figurasi itu memang mendadak hidup
tercatatlah : Sakinah

Bila aku menyatukan kembali,
penghayatan peran ini mengadu batin jiwaku
Diri ini tak mengenalnya...
Lantas ada jaring tersulam
Menangkap sebuah kata : Mawaddah
Ups... Iyakah??

Detik berlalu hatiku berturut
Lembaran yang sempat tersaji
membingkai visi menuliskan misi
Hidup yang bermakna adalah yang selalu punya harapan
dan Rahmah mendamaikanku..

Inilah lukisan itu...

Perjuangan Panjang

Detik-detik menegangkan telah berlalu, perjuangan pun seperti akan menuai hasilnya..
Banyak-sedikit, sukses-gagal, apapun harus diterima dan semoga bisa diikhlaskan dan kembali seperti tujuan dan niat awal yaitu untuk mencari ridho Allah -dengan tidak melemahkan semangat kita untuk terus berjuang-

Ya Rabb..
peluh keringat, harta, waktu, kepentingan... telah kami curahkan,
walaupun tidak seberat perjuangan di zaman Rasul-Mu, tp terkadang kami masih sempat mengeluh Ya Allah..
masih sempat berfikir bahwa 'urusanku itu lebih penting' jika dibanding dengan seruan-Mu..
masih sempat terlintas hendak meminta izin untuk barang sejenak saja me-rehat-kan diri..
dan masih sempat berhitung ketika harus mengeluarkan beberapa rupiah untuk dakwah di jalan-Mu...

Maafkan kami Ya Ghafur jika ternyata dihadapan Engkau, amalan kami belum ada apa-apanya, jika semula dalam benak kami inginkan surga.. dan dalam keyakinan kami akan bisa mendapatkannya.. karena...
Ada kalanya harga surga terasa sangat mahal..
Karena dia bukan kado yang dihadiahkan begitu saja...

Ya Allah... jika ternyata karena maksiat kami itulah yang menghalangi kemenangan, maka ampuni kami Ya Rabb,
mungkin qiyamul lail kami belum cukup untuk menghapusnya,
mungkin ibadah-ibadah kami belum khusyuk untuk bisa menuju kesana...
dan mungkin doa-doa kami belum sepenuhnya dipanjatkan dengan tulus kepada-Mu

Namun...
Harapan itu masih ada...

Inspiring Woman

Alhamdulillah, puji syukur tak hentinya ku ucapkan karena Allah telah memberiku banyak nikmat pd hari ini. Hari ini aku menerima taujih dari seorang ustadzah yang hebat. Tampak dari sosoknya, beliau adalah seorang yang berkarakter baik, visioner, cerdas, pembaharu, dan masih banyak lagi. Ustadzah Hardiani Julansari namanya, akrab dengan sapaan bu Wulan.
Dalam doa kami berharap agar kami diberi kecerdasan oleh Alalh secerdas Aisyah, diberi kelembutan dan keteguhan iman seperti Khadijah, se-terampil Zaenab, se-suci Maryam ibunda Isa as... dan seperti muslimah yang sosoknya menjadi teladan bagi banyak orang...
Amin yaa Robbal 'Alamin...