Tips Hafalan Quran dari teman-teman

                  Jika hafalan Al Quran terasa susah dan sulit nyantol di ingatan, dan jika banyak surat yang sudah kita hafal hilang dan susah diingat, maka kita perlu muhasabah dan introspeksi diri. Apakah dosa-dosa kecil telah menutup pintu otak kita dalam menerima ilmu, ataukah karena ada sesuatu yang kurang halal masuk ke dalam tubuh kita…? Apakah kita terlalu sibuk dengan urusan dunia sehingga kehabisan waktu menghafal, ataukah karena motivasi dalam diri kitalah yang sudah tidak ada? Dan tentunya masih banyak lagi kemungkinan2 yang menjadi penyebabnya.
                Semoga kendala2 yang menghalangi kita untuk dekat dengan Al Quran, tidak menjadi alasan bagi kita untuk membela diri mencari pembenaran. Namun justru semakin menantang kita untuk lebih giat lagi mengusahakannya.
                 Aku masih ingat ketika beberapa kali berinteraksi dan mabit bersama akhwat2 penghafal Quran dari Adz-Dzikkra, keistiqomahannya membuatku tertarik untuk mengikuti jejaknya. Kemudian ketika kubaca profil keluarga Ustadzah Wirianingsih di sebuah majalah, Subhanallah, mereka menerapkan pola yang te-o-pe be-ge-te di lingkungan keluarganya. Sedangkan di lain tempat, aku melihat siswa-siswi SMP IT Har-Bun yang sedang menghafal sambil mondar-mandir. Lucu juga ketika mereka lagi setoran ke ustadz - ustadzahnya, wajah polosnya berubah jd serius dengan dahi berkerut sehingga nampak seperti 5 tahun lebih tua, hehe.
                 Berikut ini aku coba menuliskan tips2 menghafal Al-Quran (plus nasihat2) yang kuingat dari cara teman2 ketika menghafal. Agar terasa ringan dan seru dibaca serta mudah masuk ke otak, maka ijinkan diri ini menyebut ‘merk’, okay teman2… =)

One.. two.. three.. go….

Mbak Aida     :      “Pahami terjemahnya, ikuti alur kisah/penjelasan yang ingin dijelaskan AlQuran, juga keterkaitan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya, jadi kita lebih mudah menghafal lanjutan ayat2nya.”

Mbak Atik     :      “Biasanya orang yang mudah menghafal itu juga banyak mbaca Quran-nya, jadi tilawah itu mempengaruhi hafalan.”

Mbak Suryani :      “Membaca berkali-kali/mengulang2 satu ayat agar bisa hafal baru kemudian berganti ke ayat selanjutnya.”

Mbak Mega   :      “Menulis ayat2 yang akan dihafalkan pada kertas/buku catatan karena menulis bisa menambah ingatan.”

Mbak Ayyul   :      “3 hari setelah liqo’ buat muraja’ah, 3 hari kemudian untuk nambah hafalan, hari ketujuhnya siap disetor.”

Mbak Mourly :      “Menjaga hafalan itu dengan muraja’ah. Baca surat2 yang baru kita hafal ke dalam shalat2 kita. ”

Mbak Ulya    :      “Biasakan menghafal dengan 1 mushaf, karena bisa membantu kita mengingat dengan susunan tata letak ayat.”

Mbak Triyani  :      “Buat target hafalan, misal 1 hari 1 ayat, kalau tidak tercapai pada hari itu, hari berikutnya hafalan 2 ayat/ dua kali lipat.”

Mbak Siti       :      “Azzamkan kuat-kuat dalam diri untuk bisa hafalan, cita-citakan diri kita menjadi seorang Hafidzoh.” (Kalau perlu, kasih nama belakang anak kita : “Hafidzoh”, hehe, ini mah made by Sinta)

Pak Pandu     :      “Beli Al-Qur’an baru bisa nambah semangat tilawah, dan jangan lupa muraja’ah.” 

Mbak Dwi     :      “Berhati-hatilah dengan apa-apa yang masuk ke dalam tubuh kita. Perhatikan kehalalannya, karena itu mempengaruhi sulit/tidaknya penyerapan ilmu/hafalan. Atas kehendak Allah-lah memberikan ilmu-Nya kepada kita, jd memintalah terlebih dahulu kepada Allah agar dibukakan ilmu-Nya untuk kita.”

Bu Lathifah   :      “Sesibuk apapun kita dengan pekerjaan/urusan dunia, janganlah sampai melupakan kita untuk dekat dengan Al Quran. Jangan sampai dunia membuat kita lupa dengan akhirat. Jika hafalan sudah mulai susah, coba koreksi diri atas kesibukan-kesibukan kita, sudahkan menjadi barokah?”

Usth. Harmeli :      “Jika ada 2 orang, yang satu menghabiskan waktu senggangnya dengan bersantai2 saja, sedangkan yang satunya memanfaatkannya dengan membaca/menghafal AlQuran, manakah yang dikatakan lebih baik?

Ust. Halim N. :      “Sambil bepergian naik mobil, putar mp3 murottal Al Quran, jadikan fasilitas yang ada membuat kita semakin mudah mendekati Allah, jangan malah melenakan dan membuat kita semakin cinta dunia.” 

Usth. Wirianingsih  :           “Waktu subuh termasuk waktu yang baik untuk menghafal dan muroja’ah.”

Imam Asy-Syafi'i   :    “Aku mengadu kepada Waqi' (gurunya) tentang buruknya hafalanku, maka beliau menasehatiku untuk meninggalkan maksiat.” (Baik yang dilakukan oleh telinga, mata, lisan, tangan dan hati. Sebab maksiat itu bisa membuat hati menjadi lupa dan terlena).

              Sedangkan pesan dariku sendiri bagi teman2 yang berusaha untuk menghafal Al Quran, marilah kita berhati-hati dan menghafalkan juga panjang-pendeknya harokat. Memperhatikan makhroj dan tajwid juga masuk ke dalam penilaian benar atau tidaknya bacaan Quran kita. Tidak usah terburu-buru ketika melafalkan (karena takut keburu lupa), pelan tapi benar dan enak didengar itu lebih utama.
              Untuk menambah referensi tentang para hafidz, marilah sejenak kita berkunjung ke zaman Rasul, Sang teladan agung sepanjang zaman. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri mengambil / belajar Al-Quran dari Jibril alaihis salam secara lisan. Setahun sekali pada bulan Ramadhan secara rutin Jibril alaihis salam menemui beliau untuk murajaah hafalan beliau. Pada tahun Rasulullah shallallahualaihi wa sallam diwafatkan, Jibril menemui beliau sampai dua kali.
               Para shahabat radliallahu anhum juga belajar Al-Quran dari Rasulullah shallallahualaihi wa sallam secara lisan demikian pula generasi-generasi terbaik setelah mereka. Pada masa sekarang dapat dibantu dengan mendengarkan kaset-kaset murattal yang dibaca oleh qari yang baik dan bagus bacaannya. Wajib bagi penghafal Al-Quran untuk tidak menyandarkan kepada dirinya sendiri dalam hal bacaan Al-Quran dan tajwidnya.
               And the last, sebagai penutup, marilah kita senantiasa bermohon kepada Allah untuk dimudahkan dalam menghafal dan mengingat ayat-ayat yang telah kita hafal. Semoga Allah berkenan menganugerahkan ilmu-Nya yang banyak kepada kita. Yang banyak, dan tidak sedikit. Amin.