Brigade 2009

Berjaga di garis terdepan
Kokoh dirinya berbanjar

Bergegas penuhi seruan
Mulialah engkau wahai pasukan:
Barisan Siaga Demokrasi Dua Ribu Sembilan

Lukisan

Entah tertanam oleh hati
Ataukah pada suatu alam yang lain,
mencoba berkata tentang lukisan yang tadinya bungkam...

Dimana-mana bayang-bayang berpadu dan mendadak hidup,
berkisah dengan penamaan judul : Hidup Bahagia
Biarlah samar namun figurasi itu memang mendadak hidup
tercatatlah : Sakinah

Bila aku menyatukan kembali,
penghayatan peran ini mengadu batin jiwaku
Diri ini tak mengenalnya...
Lantas ada jaring tersulam
Menangkap sebuah kata : Mawaddah
Ups... Iyakah??

Detik berlalu hatiku berturut
Lembaran yang sempat tersaji
membingkai visi menuliskan misi
Hidup yang bermakna adalah yang selalu punya harapan
dan Rahmah mendamaikanku..

Inilah lukisan itu...

Perjuangan Panjang

Detik-detik menegangkan telah berlalu, perjuangan pun seperti akan menuai hasilnya..
Banyak-sedikit, sukses-gagal, apapun harus diterima dan semoga bisa diikhlaskan dan kembali seperti tujuan dan niat awal yaitu untuk mencari ridho Allah -dengan tidak melemahkan semangat kita untuk terus berjuang-

Ya Rabb..
peluh keringat, harta, waktu, kepentingan... telah kami curahkan,
walaupun tidak seberat perjuangan di zaman Rasul-Mu, tp terkadang kami masih sempat mengeluh Ya Allah..
masih sempat berfikir bahwa 'urusanku itu lebih penting' jika dibanding dengan seruan-Mu..
masih sempat terlintas hendak meminta izin untuk barang sejenak saja me-rehat-kan diri..
dan masih sempat berhitung ketika harus mengeluarkan beberapa rupiah untuk dakwah di jalan-Mu...

Maafkan kami Ya Ghafur jika ternyata dihadapan Engkau, amalan kami belum ada apa-apanya, jika semula dalam benak kami inginkan surga.. dan dalam keyakinan kami akan bisa mendapatkannya.. karena...
Ada kalanya harga surga terasa sangat mahal..
Karena dia bukan kado yang dihadiahkan begitu saja...

Ya Allah... jika ternyata karena maksiat kami itulah yang menghalangi kemenangan, maka ampuni kami Ya Rabb,
mungkin qiyamul lail kami belum cukup untuk menghapusnya,
mungkin ibadah-ibadah kami belum khusyuk untuk bisa menuju kesana...
dan mungkin doa-doa kami belum sepenuhnya dipanjatkan dengan tulus kepada-Mu

Namun...
Harapan itu masih ada...