Acoustic Ayat-ayat Cinta - Rossa

Ummu Sulaim untuk Abu Thalhah 1

              Pada suatu hari dalam perbincangan yang cukup serius, seseorang menyampaikan bahwa ia sebenarnya tahu kalau 'kalian' itu pasti berharap untuk dapat bersanding dengan seseorang yang dapat membimbing 'kalian'. Mendapatkan seseorang yang lebih faqih dalam agama, yang lebih baik bacaan Qur'annya, yang lebih baik akhlaknya, yang lebih bijak dan lebih dewasa. Pokoknya yang serba lebih baik dari 'kalian'. Karena kalian punya harapan bahwa dia akan bisa membimbing keluarga. Namun bagaimanakah jika yang terjadi tidak demikian? Bagaimana jika ternyata kalianlah yang harus membimbing suami dan mengajarinya mengaji? Jika kenyataannya jodoh yang ditakdirkan Allah untukmu adalah demikian, apakah kau akan merasa tidak ikhlas?
            Sesungguhnya tidak kemudian orang yang belum berpotensi di awalnya akan tetap terus seperti itu. Yakinlah bahwa hidayah itu ada di tangan Allah. Bahwa kewajiban berdakwah di keluarga itu tidak hanya di pundak suami. Ketahuilah bahwa belum tentu apa yang menurut kita baik, baik pula untuk kita, dan sesuatu yang kita anggap buruk untuk kita bisa jadi baik untuk kita. Bersiaplah jika ternyata apa yang kalian harapkan selama ini belum sepenuhnya terwujud ataupun belum bisa dengan cepat terwujud. Karena atas usaha kalian jugalah rumah tangga dapat terus sakinah mawaddah warahmah.
             Ohh.. Ya Rabb.. Sempat tertegun sejenak dan tidak menyangka akan terlintas hal seperti itu. Idealisme diri yang terangkai seiring berjalannya waktu seolah hampir runtuh. Apalagi saat masih berstatus diri sebagai mahasiswa. Identik dengan idealisme tinggi dan visioner dengan sejuta impian. Dalam hati kecil kami masih berharap bahwa semoga hal demikian tidak terjadi.
            Ya Allah, namun jika ternyata memang Engkau takdirkan yang demikian, maka semoga itu memang baik untuk kami. Dan pembicaraan itupun tidak berhenti sampai disitu.
              Coba tengoklah perjuangan Ummu Sulaim ketika bersuamikan seorang Abu Thalhah. Ketika datang Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim, Ummu Sulaim menjawab, “Wahai Abu Thalhah, orang sepertimu tidak pantas ditolak, sayang engkau kafir dan aku seorang muslimah, aku tidak mungkin menikah denganmu.” Abu Thalhah menjawab, “Bukan itu maksudmu kan?”. Ummu Sulaim berkata, “Lalu apa maksudku?” Abu Thalhah menjawab, “Emas dan perak, kamu memilih orang yang beremas dan berperak lebih dariku” Ummu Sulaim berkata, “Aku tidak berharap emas dan perak, aku ingin Islam darimu. Jika kamu masuk Islam maka itulah maharku, aku tidak minta yang lain.” Abu Thalhah menjawab, “Siapa yang menunjukkan Islam kepadaku?” Ummu Sulaim menjawab, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.” Lalu Abu Thalhahpun mencari Rasulullah dan bersyahadat dihadapan beliau.
             Dengan dukungan sang istri yang teguh dan pantang menyerah, maka Abu Thalhah pun menjadi seorang muslim yang melejit potensi kebaikannya, jauh dari yang dibayangkan. Ummu Sulaim berhasil menyulap suaminya menjadi mujahid yang setia pada rasul-Nya. Dukungan terbesar yang diberikan Ummu Sulaim untuk Abu Thalhah adalah ketika ia mengandung seorang anak yang kala itu suaminya tengah mendampingi Rasulullah dalam sebuah perjalanan. Maka Ummu Sulaim tak ingin kalah dalam berjihad, ia tetap mendampingi suaminya sebagai bentuk dukungan, yang kemudian di tengah perjalanan Ummu Sulaim merasakan tanda-tanda persalinan. Subhanallah. Ternyata memang sampai demikian ya perjuangannya..? Sungguh itulah teladan dari seorang muslimah yang muslihah.
              Begitulah, ketika ternyata... Allah menakdirkan kalian mendapatkan suami yang masih butuh  dibimbing, maka jadilah seperti Ummu Sulaim. Teguhlah seperti Ummu Sulaim. Bantulah Abu Thalhahmu menjadi Abu Thalhah yang kuat dan menghamba penuh hanya pada-Nya. Itulah bentuk dari jihadmu.
             Ya Allah.. Ya Rahman, pilihkan pada kami sesuatu yang membuat Engkau memilih kami sebagai hamba yang bersyukur dan bersabar. Jadikan setiap langkah perjalanan hidup kami langkah yang sesuai dengan pilihan-Mu. Jangan Kau ragukan diri kami tuk memilih apa yang Kau tetapkan. Dan hadirkan keteguhan dalam diri kami agar tetap istiqomah melakukan sesuatu yang menjadi pilihan-Mu.