GA – JE… (GAk… JElas) judulnya


          Beberapa bulan yang lalu sepertinya saya sempat kena virus keranjingan nge-blog. Jadi produktif menulis, mencatat tema-tema yang sepertinya seru kalau ditulis. Sudah ada hampir sepuluh tema, itu baru yang tertulis, belum yang tiba-tiba bercokol di pikiran saat naik motor lah, saat makan, saat kerja…. daaaan sebagainya. Namun yang sepertinya layak di upload memang tidak semuanya, jadi wajar saja kalau hanya sedikit yang akhirnya mejeng di blogku ini.
          Sebenarnya tujuannya apa sih blogging itu? Kalau menurut saya nih ya, selain karena seru menjelajah dan membaca blog orang-orang, blog walking juga merupakan salah satu jendela dunia… (buku kali ya..). Hey, blog kan bukan buku Say…? Iya memang bukan buku, tapi di blog ada tulisan yang bisa kita baca. Jadi kita bisa tahu info-info nasional bahkan internasional melalui blog itu. Memang sih buku itu adalah jendela dunia, tapi kalau hanya dibeli dan tidak dibaca maka tidak akan menjadi jendela dunia, namun hanya akan menjadi calon makanan rayap & tikus, ckikikikik… nah kalau blog mana bisa dimakan rayap atau tikus? Hahaha… ?#!%$%^&*^%..... kacau nih. Jadi sekarang ente setuju kan kalau blog itu jendela dunia? (maksa.com)  ;p
          Ehm.. ehm.. menurut kacamata saya pribadi (padahal daku tidak berkacamata), nge-blog itu bisa produktif kalau kita juga menulis, bukan hanya membaca blog orang saja. Karena menulis itu dapat mengasah kemampuan linguistik saya, maka itu harus saya lakukan untuk menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan saya. Gpp ya diajak ngomong ilmiah dikit ^_^
          Terus terang saja, saat dan setelah saya lulus dari jurusan Sistem Informasi - Fakultas Ilmu Komputer, rasa-rasanya ada yang kurang seimbang dengan otak. Mau nulis kok susah dapat idenya. Kalaupun akhirnya nulis, yang saya tulis adalah karya tulis, proposal PKM, proposal business plan, proposal & surat-surat organisasi, sampai skripsi. Yang semuanya itu sooooo… seriously, ya bahasanya, ya format ketikannya, sampai mikirnya butuh konsentrasi tingkat tinggi, ciee… Hingga serasa terkikis jiwa sastraku.
          Ya jelas saja karena mata kuliah yang mendominasi adalah tentang logika pemrograman, yang didasari dari logika matematika, statistika dan teman-temannya. Terus ketemunya komputer, yang kita tahu sendiri dia adalah sebuah benda mati yang tidak bisa diajak bicara. Kalaupun bisa diajak bicara yaitu dengan diberi perintah yang ditulis dengan mengetikkan kode-kode ‘aneh’ berbahasa Inggris. Kalau terjadi error itu tandanya perintah yang kita berikan salah, kita tidak bisa melakukan lobi dengan menggunakan kehalusan perasaan manusiawi, namun harus tegas on atau off, 0 atau 1 karena komputer yang kita gunakan itu hanya punya kecerdasan buatan, bukan kecerdasan emosional seperti yang sering kita sebut dengan EQ, wkwkwk…      
          Berbeda dengan semasa SMA dulu. Saya yang pernah beberapa kali menerbitkan cerpen (di majalah sekolah), yang ikut komunitas Sanggar Sastra dibawah bimbingan guru Bahasa Indonesia mendadak jd kaku menulis (saat kuliah), walau sekedar puisi. Dulu juga masih sering gitar-an yang lumayan bisa meng-ON-kan otak kanan.
          So, menulis harus dilakukan sebagai latihan. Agar otak kanan dan kiri kita tetap seimbang dan agar diri kita semakin produktif. Kalau kita merasa tulisan kita tidak bisa langsung bagus ya no worry, simpan dulu saja sampai beberapa hari di folder kesayangan kita, lalu ketika kita baca ulang & ada yang kurang tepat sok atuh diperbaiki aja. Selamat menulis sobat penulis…. !